Bentrok di Mapolres Dairi: Warga Parbuluan Tuntut Pembebasan PS, Situasi Ricuh dan Ibu-Ibu Jadi Korban
PS dituding sebagai penggerak dalam kasus perusakan aset milik PT Gunung Raya Utama Timber Industries (Gruti) pada 12 September 2025. Namun, aksi yang digelar warga itu berubah menjadi kericuhan setelah massa datang dengan mobil pikap L300 yang berisi batu, pasir, serta cairan cabai yang disiapkan untuk menghadang aparat.
Bentrokan tak dapat dihindari. Aparat kepolisian, termasuk anggota intel, berusaha menahan gelombang massa yang semakin beringas. Polisi akhirnya melepaskan tembakan peringatan ke udara guna meredam situasi.
Dalam insiden itu, beberapa ibu-ibu dari Desa Parbuluan ikut terseret bentrokan. Mereka terlihat terjatuh dan terpental ke aspal akibat saling tarik-menarik dengan petugas. Sejumlah warga dan anggota polisi dilaporkan mengalami luka-luka.
Kapolres Dairi AKBP Otniel Siahaan bersama Wakapolres Kompol Diarma Munthe turun langsung ke lokasi untuk menenangkan massa. Namun, teriakan protes dan emosi warga menenggelamkan upaya tersebut. Personel gabungan dari Polri, TNI, dan Satpol PP kemudian dikerahkan untuk menjaga agar situasi tidak semakin memburuk.
Penangkapan PS dilakukan sekitar pukul 07.30 WIB di Desa Parbuluan VI. Menurut pihak kepolisian, PS diamankan karena tidak memenuhi panggilan penyidik terkait dugaan keterlibatan dalam pembakaran dan perusakan aset perusahaan dua bulan lalu.
Di sisi lain, masyarakat Parbuluan menilai PS bukanlah pelaku utama, melainkan sosok yang dianggap memperjuangkan hak warga dalam konflik agraria yang telah berlangsung lama. Mereka menduga, penangkapan PS hanyalah bentuk kriminalisasi terhadap perjuangan masyarakat desa melawan perusahaan besar.
.png)
Post a Comment